1.1 Latar Belakang Penelitian Batik
Kesenian batik adalah salah satu kesenian yang sudah dikenal oleh masayarakat Jawa sejak sekitar 2 abad lalu, tepatnya sekitar akhir abad ke-XVIII atau sekitar awal abad ke-XIX. Adapun Kata Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Menurut kronologisnya, kesenian ini bukanlah kesenian asli penduduk Jawa, namun, kesenian ini berasal dari Kerajaan Majapahit. Pada masa lampau, kesenian batik terbatas hanya untuk orang keraton saja. Namun, karena adanya pernikahan antara orang keraton dan orang luar keraton serta adanya ketertarikan dari masayarakat luar keraton untuk mempelajari batik, menyebabkan kesenian batik ini bisa meluas dan kini tidak terbatas untuk orang keraton saja. Semakin meluasnya kesenian batik, diikuti dengan semakin beragamnya corak batik. Hal ini sangat lumrah terjadi, karena adanya pencampuran corak antara satu daerah dengan daerah lainnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan karya tulis ini adalah :
mempopulerkan Seni Batik di kalangan pelajar, terutama siswa-siswi SMA Negeri 2 Bandung,
menambah wawasan siswa-siswi tentang seni batik,
sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan ide dan imajinasi siswa, dan
mampertahankan kesenian batik sebagai seni budaya asli Indonesia, salah satu warisan budaya yang menjadi identitas bangsa
1.3 Metode Penelitian
2.1 Landasan Penciptaan
Alasan yang melatarbelakangi pemberian tema sarung bantal :
Warna dasar batik yang gelap lebih memberikan nuansa tenang dan nyaman.
Motif laut dan awan yang tergambar dalam batik terasosiasi sebagai sesuatu hal yang lembut, halus dan tenang.
Sifat sarung bantal yang universal.
2.2 Kajian Teoritis
2.2.2 Warna Batik
Warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan.
Berikut potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang :
Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
3.1.1 Alat dan Bahan Pencantingan :
- Kompor
- Canting
- Kuas
- Korek api
- Lidi
- Wajan kecil
- Kain
- Lilin/malam
- Minyak tanah
3.1.2 Alat dan Bahan Pencelupan :
- Air
- Panci
- Ember 3 buah
- TRO
- Soda api
- Naptol
- Garam
3.1.3 Alat dan Bahan Pelorotan :
Drum kaleng berdiameter sekitar 15-20 cm
Air secukupnya
Soda abu
Kayu bakar
Minyak tanah
Korek api
Batako
Deterjen
Sikat
Kertas koran secukupnya
3.2.1 Pembuatan Desain
Pembuatan batik ini diawali dengan pembuatan desain melalui suatu benda atau gambar (flora atau fauna) yang distilasi atau mengalami proses penyederhanaan, pada kertas gambar berukuran 25x25 cm bagi tiap orang.
Proses selanjutnya yaitu pembentukan kelompok yang masing – masing beranggotakan empat orang. Masing masing anggota kelompok menggambar kembali karyanya pada kertas gambar berukuran 1x1 m yang dibagi empat bagian. Setelah itu, gambar – gambar tesebut dipadukan sedemikian rupa sehingga terciptalah sebuah desain kain batik.
Tabel 3.1 Proses dan Teknik Pencantingan :
Nyalakan kompor dengan memasukkan lidi yang telah disulut dengan api ke dalam kompor.
Tabel 3.12 Proses dan Teknik Pencelupan:
Siapkan seluruh alat dan bahan.
Isi wadah/ember kedua dengan setengah liter air biasa.
Tabel 3.3 Proses dan Teknik Pelorotan :
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat perapian (minyak tanah, kayu bakar, dan batako). Lalu susun seperti gambar di samping.
Tutuplah drum dan tunggu beberapa saat hingga air dalam drum mendidih.
4.1 Visualisasi dan Analisis Sketsa Batik
Kami mendesain batik ini dengan maksud memadukan empat habitat binatang.
Kelinci mewakili habitat darat dengan latar belakang berupa daratan yang ditandai dengan adanya bunga dan rerumputan
Burung mewakili habitat udara dengan latar belakang berupa langit yang ditandai oleh motif garis lengkung yang menyerupai awan.
Lumba-lumba mewakili habitat air dengan latar belakang berupa perairan yang digambarkan dengan garis-garis lengkung dan tajam yang menyerupai ombak.
Penyu mewakili habitat dua alam, darat dan air.
Kami mewarnai batik ini dengan warna cerah karena pada awalnya kami ingin membuat batik untuk baju. Dari pewarnaan dan pemaduan keempat habitat binatang tersebut, kami membuat view “sungai di sore hari”.
Tujuan kami mendesain batik ini dengan latar belakang seperti gambar disamping adalah agar setiap pinggirannya saling berhubungan bila diperbanyak.
4.2 Visualisasi dan Analisis Kain Batik
Ternyata, batik yang akan Kami buat hanya berukuran 1 x 1 meter dan tidak ada perbanyakan yang berulang seperti yang kami kira, jadi kami mengubah rencana untuk membuat baju menjadi membuat sarung bantal.
Karena akan dibuat sarung bantal, kami ingin mewarnai batik ini dengan warna gelap agar terkesan “menenangkan”. Karena itu kami memilih warna biru pada pencelupan pertama, karena warna biru termasuk salah satu warna gelap, cocok untuk dijadikan warna dasar dan dapat mempengaruhi pewarnaan berikutnya. Agar gambar binatang lebih menonjol daripada latarnya, kami menambahkan motif dan outline putih di setiap gambar binatang pada kain.
Pencelupan kedua kami memilih warna merah agar dihasilkan warna ungu kemerahan yang indah. Pencelupan ketiga adalah kuning.
Setelah pelorotan kami mendapatkan warna yang “menenangkan” yang sangat cocok untuk dijadikan sarung bantal. Hasil akhir yang kami dapatkan sangat bagus dan indah, tidak berbeda jauh dengan apa yang kami harapkan.
1 komentar:
Parah!! Kalo kalah ya udah game over, mentang2 draft! Huhu.. Salah nge-save euy, terlanjur dipasangin bonus statnya..